Senin, 07 Oktober 2013

Membuat Tabel Di MySQL Via Command Line Interface (CLI)

<MySQL>

Membuat Tabel Di MySQL Via Command Line Interface (CLI)

Kali ini kita akan membahas bagaimana membuat sebuah table menggunakan perintah seperti command prompt yang sering disebut juda dengan command line interface. Pada pembelajaran kali ini kita menggunakan XAMPP versi 1.7.2 dan dijalankan di sistem operasi windows.
1.    Buka control panel XAMPP


Pastikan MySQL sudah terinstall dengan mencentang bagian servis MySQL. Kemudian pilih start. Apabila MySQL telah berjalan maka akan terlihat proses running.
2.    Kemudian masih pada gambar diatas pilih Shell atau shortcut (Alt+l).
Maka akan muncul xampp shell. Lalu lakukan loginseperti berikut :

1.    Loginke MySQL


2.    Membuat database pada MySQL dengan nama misal dbbktamuikhwan.


3.    Membuat tabel tbbktamuikhwan didalam database dbbktamuikhwan. Dengan menggunakan ketentuan data sebagai berikut :
·         Nama varchar(25)
·         Email varchar(15)primary key
·         Jenis kelamin varchar(10)
·         Pendidikan varchar(10)
·         Komentar text.


Kemudian untuk melihat struktur tabel yang sudah dibuat gunakan query berikut :

mysql > desc nama_tabel;

perintah diatas akan menampilkan struktur tabel yang telah dibuat.

Queue dengan SRC-NAT dan WEB-PROXY

Queue dengan SRC-NAT dan WEB-PROXY

Pada penggunaan queue (bandwidth limiter), penentuan CHAIN pada MENGLE sangat menentukan jalannya sebuah rule. Jika kita memasang SRC-NAT dan WEB-PROXY pada mesin yang sama, sering kali agak sulit untuk membuat rule QUEUE yang sempurna.

Percobaan yang dilakukan menggunakan sebuah PC dengan Mikrotik RouterOS versi 2.9.28. Pada mesin tersebut, digunakan 2 buah interface, satu untuk gateway yang dinamai PUBLIC dan satu lagi untuk jaringan lokal yang dinamai LAN.
 
[admin@instaler] > in pr
Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running
 #    NAME       TYPE    RX-RATE    TX-RATE    MTU 
 0  R public     ether   0          0          1500
 1  R lan        wlan    0          0          1500

Dan berikut ini adalah IP Address yang digunakan. Subnet 192.168.0.0/24 adalah subnet gateway untuk mesin ini.
 
[admin@instaler] > ip ad pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
 #  ADDRESS           NETWORK      BROADCAST      INTERFACE
 0  192.168.0.217/24  192.168.0.0  192.168.0.255  public  
 1  172.21.1.1/24     172.21.1.0   172.21.1.255   lan

Fitur web-proxy dengan transparan juga diaktifkan.
 
 [admin@instaler] > ip web-proxy pr
                 enabled: yes
             src-address: 0.0.0.0
                    port: 3128
                hostname: "proxy"
       transparent-proxy: yes
            parent-proxy: 0.0.0.0:0
     cache-administrator: "webmaster"
         max-object-size: 4096KiB
             cache-drive: system
          max-cache-size: none
      max-ram-cache-size: unlimited
                  status: running
      reserved-for-cache: 0KiB
  reserved-for-ram-cache: 154624KiB

Fungsi MASQUERADE diaktifkan, juga satu buah rule REDIRECTING untuk membelokkan traffic HTTP menuju ke WEB-PROXY
 
[admin@instaler] ip firewall nat> pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
 0   chain=srcnat out-interface=public
     src-address=172.21.1.0/24 action=masquerade
 1   chain=dstnat in-interface=lan src-address=172.21.1.0/24
     protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=3128

Berikut ini adalah langkah terpenting dalam proses ini, yaitu pembuatan MANGLE. Kita akan membutuhkan 2 buah PACKET-MARK. Satu untuk paket data upstream, yang pada contoh ini kita sebut test-up. Dan satu lagi untuk paket data downstream, yang pada contoh ini kita sebut test-down.
Untuk paket data upstream, proses pembuatan manglenya cukup sederhana. Kita bisa langsung melakukannya dengan 1 buah rule, cukup dengan menggunakan parameter SRC-ADDRESS dan IN-INTERFACE. Di sini kita menggunakan chain prerouting. Paket data untuk upstream ini kita namai test-up.

Namun, untuk paket data downstream, kita membutuhkan beberapa buah rule. Karena kita menggunakan translasi IP/masquerade, kita membutuhkan Connection Mark. Pada contoh ini, kita namai test-conn.
Kemudian, kita harus membuat juga 2 buah rule. Rule yang pertama, untuk paket data downstream non HTTP yang langsung dari internet (tidak melewati proxy). Kita menggunakan chain forward, karena data mengalir melalui router.

Rule yang kedua, untuk paket data yang berasal dari WEB-PROXY. Kita menggunakan chain output, karena arus data berasal dari aplikasi internal di dalam router ke mesin di luar router.
Paket data untuk downstream pada kedua rule ini kita namai test-down.
Jangan lupa, parameter passthrough hanya diaktifkan untuk connection mark saja.
 
[admin@instaler] > ip firewall mangle print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
 0   ;;; UP TRAFFIC
     chain=prerouting in-interface=lan
     src-address=172.21.1.0/24 action=mark-packet
     new-packet-mark=test-up passthrough=no

 1   ;;; CONN-MARK
     chain=forward src-address=172.21.1.0/24
     action=mark-connection
     new-connection-mark=test-conn passthrough=yes

 2   ;;; DOWN-DIRECT CONNECTION
     chain=forward in-interface=public
     connection-mark=test-conn action=mark-packet
     new-packet-mark=test-down passthrough=no

 3   ;;; DOWN-VIA PROXY
     chain=output out-interface=lan
     dst-address=172.21.1.0/24 action=mark-packet
     new-packet-mark=test-down passthrough=no

Untuk tahap terakhir, tinggal mengkonfigurasi queue. Di sini kita menggunakan queue tree. Satu buah rule untuk data dowstream, dan satu lagi untuk upstream. Yang penting di sini, adalah pemilihan parent. Untuk downstream, kita menggunakan parent lan, sesuai dengan interface yang mengarah ke jaringan lokal, dan untuk upstream, kita menggunakan parent global-in.
 
[admin@instaler] > queue tree pr
Flags: X - disabled, I - invalid
 0   name="downstream" parent=lan packet-mark=test-down
     limit-at=32000 queue=default priority=8
     max-limit=32000 burst-limit=0
     burst-threshold=0 burst-time=0s

 1   name="upstream" parent=global-in
     packet-mark=test-up limit-at=32000
     queue=default priority=8
     max-limit=32000 burst-limit=0
     burst-threshold=0 burst-time=0s

Variasi lainnya, untuk bandwidth management, dimungkinkan juga kita menggunakan tipe queue PCQ, yang bisa secara otomatis membagi trafik per client.



Configuration Active Directory In Windows Server 2000

[TKJ]
CONFIGURATION ACTIVE DIRECTORY IN WINDOWS SERVER 2000

Oleh : Ikhwan Anshori

Berikut akan dijelaskan secara singkat mengkonfigurasi direktori aktif pada windows

Klik start -> Run -> Ketik dcpromo (enter)

Ketik dcpromo di run

Tekan next
next

Tipe domain controller
Pilih Domain Controller for a new Domain

Tipe domain
Pilih Domain in a new forest

Dns No
Pilih No 

Nama domain
Isikan nama domain

Net bios
Domain NetBIOS name

 Memasukkan path utk menyimpan data base

tambahkan path database

Memberi path untuk folder system volume


Memilih permission (Permission Compatible only with Windows 2000 or Windows Server 2000 Operating Systems)


Isikan Password


 Memulai menginstall


Klik Finish

terima kasih telah membaca artikel instalasi active directory pada windows server 2000, jika berkenan silakan tinggalkan pesan yang membangun untuk artikel ini terima kasih...


MEMBUAT JARINGAN AD HOC USB WIRELESS

LANGKAH MEMBUAT JARINGAN AD HOC USB WIRELESS
By : Ikhwan Anshori


Masuk Ke control panel ---> masuk ke Netword And Internet


Pilih  network and sharing center (atas)


Pilih Manage Wireless networks (atas)


Ini  adalah daftar settingan wireless network connection à Apabila ingin membuat  settingan wireless network connection yang baru à Klik Add


Kemudian pilih Create an ad hoc network (gambar di atas)

Next

Ikuti langkah

Hasil pembuatan setting

DAFTAR  SERVER DARI ACCESS

SETTING SERVER PADA ACCESS POINT



QUICK SETUPàNEXT





HASIL SURVEY

CARA MEMBUAT ACCES POINT MENJADI ROUTER

MENCARI CHANNEL DAN MENGKONEKSIKAN HASIL  KONFIGURASI ACCES POINT MENJADI ROUTER DAN MENCOBA DIGUNAKAN UNTUK BROWSING




CERPEN ( Bingkisan Puisi )

Bingkisan Puisi
Oleh      : Ikhwan A
                Yakinlah, bahwa yang kita miliki, akan sangat berharga jika kita dapat memaknainya dengan baik. Dan semua itu aku temukan disini, tentang perjuangan, kesabaran dan keikhlasan, yang kadang akan sulit kau temui. Kesedihan ? adalah gambaran yang menutup kabahagian kita, jika memang harus tertawa mangapa harus menangis.  Perjalanan hidup untuk menemukan jati diri, dan arti hidup sesungguhnya, setidaknya itu yang dapat menggambarkan kisah ini. Pengabdian cinta seorang hamba pada tuhannya. Adalah sebuah bukti, bahwa ketulusan cinta itu penting, mimpi-mimpi yang terukir indah menjadi sebuah harmoni. Kisah yang terukir lewat ketulusan dalam persahabatan sejati.
                Hingga ku biarkan khayalan ini pergi jauh mendekati garis mimpi-mimi ku. Malam takayal menutup kesunyian hari ini. Di tengah lelapnya alam terdengar lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, menggetarkan dahan-dahan sunyinya malam. Ah, aku jadi penasaran hingga mata kian sulit terpejam, tak ubahnya oleh ku lantunan indah malam ini. Tapi siapa ? adalah kata yang sulit untuk di jawab, hingga semakin gelap suara itu telah larut dalam sunyinya malam.
Hingga adzan shubuh bersahutan mengagungkan asma Allah. Dengan segera ku penuhi panggilan yang sempurna itu, panggilan yang membuat ku sadar bahwa Tuhan masih mau membangunkan ku dari tidur untuk beribadah kepada-Nya. Sehabis sholat shubuh di surau itu, aku pulang, jalanan sepi dan angin pagi berhembus sejenak bersama kilauan bintang yang bertebaran di langit sana, jika hari menjelang naik akan hilang bintang-bintang yang indah itu, meski tak hilang sebenarnya. Entah berapa jumlahnya namun sungguh indah.
“Assalamualaikum”, tag, sentak aku terkejut hingga tertahan kata dimulut ku untuk membalas salam itu. Pantas untuk ku terkejut, aku tak pernah mengenal ia sebelumnya.
“Waalaikumsalam” ku jawab lirih, biar mulut bicara, bunyinya seperti orang menggumam kecil sekali.
Yang paling membuatku terkejut adalah senyumannya, manis sekali, seperti gula jawa. Gula jawa ? Ya, gula jawa setingkat lebih manis dari gula pasir, itu yang ku lihat darinya saat menyapaku. Keindahan senyuman yang tersimpan dalam kuatnya cahaya iman.
---* * *---
                Dua keranjang kue sudah ku bawakan. Semenjak sore kemarin, mbok Inah lebih senang menyibukkan diri bersama tepung, telur, gula dan alat-alat pembuat kue lainya di dapur.
Ia adalah seorang nenek yang mempunyai seorang cucu perempuan, dari anak perempuannya yang menikah dengan seorang laki-laki miskin, yang tak mempunyai sanak saudara. Namun apa mau dikata jika cinta mempersatukan mereka sebagai sepasang suami- istri. Mereka hidup jauh dari keramaian, jauh dari mbok Inah. Dalam pernikahan mereka, mereka di karuniai seorang anak perempuan bernama Sumi. Keluarga ini hidup bahagia, Sumi kecil gemar membantu ibunya dirumah, menyiapkan makan sederhana untuk menyambut ayah Sumi yang berkerja sebagai penambang pasir di suatu perusahaan negeri. Kadang untuk dapat melihat Sumi dapat menikmati sepiring nasi, kedua orang tua Sumi rela kelaparan. Mereka ikhlas asalkan Sumi kecil dapat makan, karena gaji ayah Sumi seharian berkerja tidaklah mencukupi untuk makan mereka bertiga. Karena itu ibu Sumi kecil sering berkerja menjadi pembantu rumah tangga, untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun hasil dari menjadi pembantu rumah tangga juga tidak begitu besar.
Sudah 7 tahun mereka hidup bersama. Namun apa mau di kata Ibu Sumi kecil meninggal karena penyakit busung lapar yang di deritanya. Saat itu Sumi kecil hanya bisa tertegun saat melihat jenazah emaknya di makamkan dengan kondisi yang memprihatinkan, kondisi seorang Ibu yang berhari-hari tidak makan untuk melihat anaknya dapat memakan nasi. Sumi kecil masih terlalu dini untuk mengerti apa yang ia alami, yang ia rasakan kini hari harinya begitu sepi. Kini ia hanya bisa menanti ayahnya pulang dari berkerja, dan berharap membawa sedikit makanan untuk mereka berdua. Kesedihan Sumi kecil tak terelakkan lagi saat ia harus mendapati bapaknya meninggal. Bapak Sumi kecil meninggal saat berkerja menambang pasir, begitu keras ia berkerja untuk dapat memberi makan Sumi kecil. Hingga ia lengah, bapak dari Sumi kecil meninggal tertimbun longsoran pasir. Pengusaha tempat bapaknya Sumi berkerja memberi sedikit santunan pada nenek Sumi, satu-satunya keluarga yang dimiliki Sumi di dunia ini.
 Nenek Sumi begitu larut dalam kesedihan, nafasnya terpatah-patah, air matanya deras mengalir dan mulutnya tak henti hentinya meracau. Tetangga nenek ikut menenangkan, tak menyangka Sumi kecil harus merasakan cobaan yang begitu berat. Begitu berat?, Seorang anak dari keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, harus merelakan kedua orang tuanya pergi selamanya dari hidupnya. Sumi kecil menangis, namun Ia tak tahu tangisnya tak akan mengembailkan kedua orang tuanya. Masih kurang bersabarkah Sumi kecil saat Ia harus merelakan Ibu yang di cintainya, dan kini Ia harus melepas kepergian ayahnya untuk selamanya. Dosa apa si Sumi kecil hingga mendapat cobaan yang begitu berat dimasa mudanya, anak 7 tahun yang seharusnya bisa tertawa bahagia bersama orang tuanya, kini harus merelakan orang tua yang dicintainya pergi. Nenek Sumi kecil terlalu tua untuk merawat Sumi kecil. Ia juga seorang yang hidup dalam kemiskinan dan tinggal di sebuah gubuk kecil yang jauh dari tempat tinggal Sumi, yang kini harus hidup sebatang kara.
 Rindu, kata itulah yang akan selalu terlintas dalam hidup Sumi jika sewaktu- waktu Ia teringat kedua orang tuanya. Kini satu satunya harta berharga yang Ia miliki adalah neneknya. Di depan rumah yang tua itu nenek bercucu itu berpelukan, pelukan hangat seorang nenek yang mendapati cucunya sendiri harus di tinggal mati kedua orang tuanya. Mereka berpelukan erat sekali, sebagai orang miskin dengan cobaan yang tak tertanggungkan. Senja menjadi mengharu biru, harus bagaimana nenek bercucu ini menjalani hidup. Saat tersadar kesedihan telah membawa jarum hidup ke sunyinya malam.
---***---
                Tatapan ku hampir buyar saat aku di panggil. ”Le, tolong antarkan kue ini di warung!”, pinta mbok Inah, aku hanya bisa mengangguk dan memenuhi permintaan mbok Inah. Batin ku telah terpanggil untuk membantu mbok Inah di masa tuanya.
Aku pun hanya seorang anak yang di lahirkan dari keluarga sederhana, keluarga ku mengenal mbok Inah. Mbok Inah itu orang yang baik, aku mengenal mbok Inah ketika itu Ia membantu memasak dalam acara sebuah keluarga. Keluarga orang kaya yang terkenal bengis di kampung itu. Tak sengaja mbok Inah memcahkan sebuah piring, pemilik rumah murka dan mengusir mbok Inah tanpa uang se-sen pun Ia dapat dari hasil kerja kerasnya.
 Sejak saat itu, aku senang membantu mbok Inah membuat kue, aku akan senang bila dapat membantu menitipkan kue buatanya kewarung warung kecil. Hasil dari berjualan kue sedikit, hanya cukup untuk makan mbok Inah sehari 2 kali dan uang simpan recehannya yang tidak seberapa.
 Mungkin, umur ku sama dengan umur Sumi, namun Sumi lebih beruntung. Sehari setelah kedua orang tua Sumi meninggal, Ia di angkat sebagai anak oleh seorang keluarga jutawan yang baik hati, mereka prihatin saat melihat keadaan Sumi kecil waktu itu, hingga mereka memutuskan  meminta ijin kepada nenek Sumi untuk mengankat Sumi sebagai anak mereka. Nenek Sumi setuju karena Ia pun juga tak akan mampu membesarkan Sumi sendirian. Keluarga jutawan itu mengangkat Sumi sebagai anak karena selama pernikahan mereka belum di karunia seorang anak pun. Sumi resmi di angkat sebagi anak keluarga jutawan, disahkan di pengadilan. Nenek Sumi adalah satu satunya keluarga Sumi kecil yang  menjadi saksi pengangkatan Sumi sebagai anak jutawan tersebut.
Keluarga jutawan itu berjanji, mempertemukan Sumi dengan neneknya kelak ketika Sumi dewasa. Sumi kecil kemudian di bawa ke Jakarta, disana Ia menjalani hidup bersama keluarga barunya sebagai putri jutawan. Jauh dari neneknya, jauh dari cerita hidup yang membuatnya harus merasakan kesedihan yang mendalam. Kini nasib telah membawa Sumi kecil sebagai putri seorang jutawan, Ia tak akan merasakan kelaparan lagi, tidak akan merasakan susahnya hidup. Tidak seperti mbok Inah neneknya, yang harus berjuang menyambung hidup sendiri. Sejak saat itu mbok Inah berjualan kue kue kecil unuk bertahan hidup.
 Mbok Inah orang yang taat beribadah, tak dilupakannya di sela sela kesibukan membuat kuenya ia selalu berdoa agar tetap di beri kekuatan dalam hidup. Sebuah doa sederhana dari hamba pada penciptanya, sebuah pengharapan besar dalam hidup.
                Pada hari ini ku dapati wajah mbok Inah berseri seri, pantas wajah mbok Inah yang berkerut itu terlihat seperti sedang tersenyum gembira. Ada sesuatu yang di rasakan mbok Inah, apa itu aku tak tahu, yang pasti telah menjadikan hari mbok Inah ceria.
“Wah, ada apa mbok. Kok kelihatan senang sekali”
“Iyo, Le. Putuku pulang dari Jakarta”, sahutnya riang sambil membersihkan tepung yang mengenai kebayanya. Memang mbok Inah selalu mengenakan kebaya baik di rumah maupun di luar rumah, itu yang membuat ku salut. Jarang ku temui orang seperti mbok Inah sekarang.
“ Oh, ya syukur mbok kalau begitu”
“Terus kue ini mau buat apa mbok banyak sekali ?” tanya ku pada mbok Inah, karena di hari hari biasa mbok Inah tak pernah membuat kue sebanyak ini.
“ Sebagian akan di jual, sebagian lagi untuk cucuku, cah bagus”, ucap mbok Inah sambil tertawa terkekeh. Rasanya aneh juga, pertama kali di sebut cah bagus oleh mbok Inah. Siapa yang tak senang di sebut ‘cah bagus’ yang berarti anak cakep.
Tapi wajar mbok Inah senang, sudah 10 tahun Ia berpisah dengan cucunya yang pergi ke Jakarta hidup bersama keluarga jutawan. Pertemuan seorang nenek dengan cucunya, satu satunya harta terindah yang Ia miliki saat ini. Kerinduan dua hati yang lama terpisah. Bagaimana cinta yang akan terjadi antara nenek dan cucunya itu. Mungkin air mata tak akan bisa menggambarkan kerinduan ini.
---***---
                Sehabis sholat shubuh kulangkahkan kaki ke rumah mbok Inah. Di liburan ini aku senang berkunjung ke rumah mbok Inah. Sampai di depan rumah berpintu tua itu, dengan teras kayu usang berpagar bambu, namun udara di rumah itu sejuk. Hal itu di karenakan pohon gayam tegak berdiri di depan samping kanan rumah mbok Inah, daunya lebat, menghalangi sinar matahari di siang hari.
Sejenak ku tatap pintu itu membayangkan keceriaan kecil di dalamnya, dari wajah mbok Inah yang bahagia bertemu cucunya. Tok, tok, tok. Belum ada jawaban di balik pintu tua itu. Beberapa kali mencoba, hingga tangan terasa sakit oleh pintu itu. Mungkin mbok Inah sedang ke pasar membeli bahan bahan untuk membuat kue. Ketika akhirnya akan ku tinggalkan rumah mbok Inah, daun pintu berbunyi, pintu dibuka dari dalam. Muncul wajah gadis cantik sebayaku. Aku pernah melihatnya tapi aku lupa dimana. Ah! Aku ingat, Ia yang menyapaku sepulang sholat shubuh kemarin.
“Mari, masuk!”,Ia mempersilakan aku masuk. Menyadarkan ku, ternyata Ia cucu Mbok Inah. Semenjak Ia di Jakarta namanya di ganti menjadi Ima Rahmawati. Ima tinggal bersama keluarganya di Jakarta, dan kini setelah 10 tahun berlalu Ia kembali bertemu neneknya. Ima Rahmawati seorang putri jutawan adalah Sumi cucu mbok Inah, seorang gadis cantik jelita dengan sikap bersahaja. Banyak perbincangan yang terjadi, Ia banyak bercerita tentang dirinya. Aku menceritakan kepadanya tentang mbok Inah neneknya, Ia sangat tertarik untuk mendengar cerita ku. Banyak tawa, sedih, dan tangis dalam perbincangan yang singkat ini.

“Assalamualaikum”, salam mbok Inah seraya memasuki ruang tamu yang sempit itu.
“Waalaikumsalam,nek sudah pulang”, ucap Ima lalu membantu membawakan belanjaan yang di bawa mbok Inah.
“Sampun, cucuku yang cantik. Lho dek Rendi sudah akrab begitu?”
“Iya mbok, kemarin kita sempat bertemu sehabis sholat shubuh”
“O begitu, yo wis lah”, ucap mbok Inah kemudian berlalu ke dapur. Bergelut dengan asap tungku dan tepung tepung itu. Meninggalkan kami berdua untuk sejenak berbincang.
 Aku mudah akrab dengan Ima, sedikit waktu telah mengubah pertemuan ini menjadi pengalaman yang luar biasa.
                Rumah mbok Inah terdiri dari 3 bagian. Di depan sebagai ruang tamu, di tengah sebagai kamar tempat mbok Inah beristirahat dengan cucunya saat ini dan di belakang ada kamar mandi  dan dapur tempat mbok Inah memasak. Rumah gubuk itu menghadap ke utara, tepat di depan sana ada lembah dan bukit bukit. Indah sekali jika matahari akan terbit. Cahaya matahari akan menerpa ujung bukit bukit itu, lalu sebagian sinarnya turun ke lembah. Akan terlihat indah sekali dari teras rumah mbok Inah yang terbuat seperti panggung, namun lebih pendek. Di sini angin semilir berhembus menyentuh batas naluri, dan rasa keindahan terlukis jelas. Disana kami lalu berbincang kesana kemari, tertawa dan merenung. Banyak cerita yang terkisah saat itu. Waktu waktu yang berharga. Sungguh saat saat terindah, jika ada sedikit tinta akan terus mengalir cerita ini.
---***---
                Beberapa hari ini tak ku lihat mbok Inah menitipkan kuenya di warung warung kecil. Tak terlihat jalanya yang tergopoh gopoh dan sesekali batuk batuk kecil. Sungguh hebat perjuangannya dalam bertahan hidup, bertahan untuk menemani cucu tercintanya.
                Sudah berkurang air hangat di panci kecil itu untuk mengompres kening mbok Inah. Di dipan tuanya yang rapuh, Ia terbaring sakit. Matahari terik terlihat dari dalam ruangan kecil berjendela menghadap ke timur itu. Sudah beberapa hari ini batuk mbok Inah semakin menjadi. Aku dan Ima merawat mbok Inah saat Ia terbaring tak berdaya menahan sakit itu. Kami tak menyadari bahwa mbok Inah juga menderita darah tinggi. Dimasa tuanya Ia harus berjuang melawan rasa sakit, Ia harus tegar menahan rasa sakit itu untuk bertahan menemani dan melihat cucunya bahagia. Di masa tuanya Ia harus menderita karena rasa sakitnya, di saat bahagianya Ia dapat melihat cucu yang Ia sayangi.
“Le, Rendi. Kalau tiada panjang umur nenek, kamu tolong jaga Ima ya! Dia bisa tertawa sama kamu Le”, ucap mbok Inah lirih, nafasnya terpatah patah seperti menahan sesuatu.
“Ah.., simbok ngomong apa. Belum apa apa sudah menyerah begitu, yang ku tahu simbok orang yang kuat, mbok”, ucap ku meyakinkan simbok.
Bukan hanya sekedar menghibur, simbok harus sembuh. Simbok harus menemani cucu tercintanya Ima, satu satunya harta terindah yang saat ini Ia miliki. Aku tak sampai hati melihat kesedihan Ima mendapati neneknya terbaring menahan rasa sakit.
                Suasana bertambah kalut saat mbok Inah terbatuk batuk sampai mengeluarkan darah. Warnanya merah kecoklatan, menandakan sudah seberapa parahnya penyakit itu merapuhkan tubuh tuanya.
“Le, kamu harus berjanji menjaga Ima untuk simbok, Le!”
“Iya mbok. Rendi janji, Rendi janji menjaga Ima untuk simbok”, karena hanya itu jawaban yang bisa keluar dari mulut ku. Tak bisa berkata lebih melihat pederitaan mbok Inah.
“Nek.., jangan tinggalin Ima nek !” ucap Ima setengah berteriak.
“Ima. Kamu baik baik ya nak, nurut sama orang tua kamu!”
“Agh...Allah...huakbar”, kata terakhir keluar dari mulut mbok Inah sebelum menghembuskan nafas terakhir. Sebelum pergi untuk selamanya, meninggalkan cucu tercintanya. Cucu yang sempat membahagiakanya di saat saat terakhir. Tangis pecah mengiringi kepergian mbok Inah. Seorang hamba Tuhan telah kembali ke penciptanya, meninggalkan satu satunya harta terindah yang Ia miliki.
“Nenek!”, teriak Ima tak percaya. Ini kesekian kalinya Ia harus merelakan orang yang di citainya pergi selamanya dari hidupnya. Pergi meninggalkan seberkas kesedihan. Ima seorang anak manusia yang kini harus hidup sebatang kara. Tak percaya waktu mempertemukan Ia dengan neneknya telah  membahagiakannya kini harus tandas, hancur berkeping keping lalu menghilang selamanya.
                Nenek yang di cintainya telah pergi, satu satunya keluarga yang Ia miliki telah menghadap Tuhannya. Ternyata Tuhan lebih mencintai mbok Inah. Mencintai dalam cinta yang abadi, cinta Tuhan terhadap hambaNya. Yang tak mungkin seorang pun bisa menghalangi, tidak Ima, aku atau siapapun.
                Air mata Ima pun tak terbendung lagi, sudah begitu kuat tangannya menggenggam tangan neneknya. Sudah begitu sedih dan habis segala penantiannya untuk neneknya.Kini Ia harus rela melepaskan saat saat terindahnya bersama orang yang Ia sayangi, orang terdekat yang ada pada dirinya.
                Kini orang itu telah pergi meninggalkan Ima selamanya. Meninggalkan kesedihan yang menyayat dalam luka. Betapa sedihnya, kesedihan merelakan orang orang yang Ia sayangi, Ia harus sendiri dalam hidupnya. Ia harus sendiri menjalani kisah kisahnya dalam hidup, orang tua angkatnya akan rela menjaga dan melindunginya. Kesedihan anak manusia yang harus hidup sendiri di dunia, melihat orang orang yang Ia sayangi pergi selamanya. Selamanya dari hidupnya.
---***---
                Senja menutup kelamnya hari kesedihan, angin selatan kemana engkau, saat aku harus mengatakan kesedihan ini padamu. Matahari terbenam menutup harga kesedihan yang harus di bayar Ima untuk kesekian kalinya. Bintang di ufuk timur pun sekarang tak tahu kemana harus melepaskan kesedihan itu. Hari hari berlalu, kesedihan Ima kian surut, kecintaannya terhadap orang yang Ia sayangi sungguh besar. Namun, kesabaran dan kerelaan hatinya untuk melepas mereka lebih luas.
“Ima..kesedihan itu tak akan terbayarkan dengan air mata, tak ada harga kesedihan seharga hidup. Jangan bersedih lagi ya!”, ucapku menghiburnya.
“Terlalu cepat bagiku tuk kehilangan, saat aku harus merelakan semua yang ada”, balasnya dengan nada pilu.
“Yakinlah, tak ada cinta yang membawa pada kesedihan, cinta hanya menunjukkan jalanya. Bagaimana Ia harus di cintai dan di pertahankan”, aku yakinkan itu padanya.
Kuharap aku berguna untuknya. Berguna untuk mengurangi kesedihan yang Ia alami. Ada saat Ia bersedih untuk menghiburnya. Karena aku telah berjani, akan membuatnya tersenyum kembali.
                Di pagi ini ku ajak dia untuk mengambil air wudhu, untuk mengadu dan melepaskan kesedihan pada Tuhan. Sebagai samudra yang menampung riakan kecil anak-anak sungai yang mengalir padaNya. Menampung setiap keluhan hamba-Nya dalam hidup.
                Sholat pun usai, doa telah mengalir panjang. Segala harapan telah disampaikan untuk orang orang tercinta. Sekarang adalah saat menjalani hidup yang baru. Saat menatap dunia dengan lebih baik.
“Jika kita mencintai seseorang yang telah pergi dari hidup kita, maka mintalah kepada tuhan untuk membahagiakannya di manapun mereka berada”, ucap ku untuk menghiburnya. Karena tak selamanya kita dapat menjaga orang yang kita cintai.
“Jadi, kita mencintai untuk saling membahagiakan dan untuk melihat orang yang kita cintai bahagia”, jawabnya. Ia mengerti kalimat sederhana yang ku sampaikan. Di pagi itu tercurahlah semua isi hati, mengalir dalam lantunan doa.
 Keikhlasan akan mengikis kesedihan dan mengubahnya menjadi kebahagiaan. Di dunia ini tak ada cinta yang abadi. Cinta abadi itu ada saat kita mampu mengerti untuk apa kita mencintai. Sesederhana apapun kita mencintai seseorang, jika kita dapat menyikapi dengan baik, kita telah belajar untuk mengerti rasa cinta itu.
“Terima kasih ya Ren, Rendi Satriya sahabatku, yang selalu ada dalam setiap kesedihan dan air mataku untuk membuatku tersenyum”, ucapnya kemudian.
“Mungkin aku tak akan selamanya dapat menjaga mu, namun yakinlah aku akan selalu ada untuk menghibur mu”
“Aku berharap kau ada dalam hidup ku, Ren”
 “Yakinlah, aku ada.”
                Secuil kata ku untuk berjanji akan menjaganya, membuatnya dapat tersenyum tulus dalam kesedihannya. Cinta sejati ada pada Tuhan yang selalu ada untuk menjaganya dalam suka ataupun duka. Aku akan ada dalam hidupnya sebagai bingkisan puisi, berharap setiap kata dapat membahagiakannya. Puisi yang menemani hari harinya, dan hadir dalam setiap kisah hidupnya. Seperti janjiku untuk membuatnya tersenyum tulus. Bingkisan puisi untuk Ima.

Cari sesuatu?

Teman

 
 
Copyright © 2013 goldenbooks - All Rights Reserved
Golden Books - Powered By Blogger