Selasa, 08 Oktober 2013

DHCP SERVER KONSEP DAN PENERAPAN

“DHCP SERVER”

DHCP SERVER KONSEP DAN PENERAPAN

Warjana, S.Pd diposkan oleh Ikhwan Anshori

PENDAHULUAN
Alamat IP Adress atau sering disingkat IP adalah angka 32 bit yang menunjukan alamat dari sebuah komputer pada jaringan berbasis TCP / IP.
Pengiriman paket data dalam TCP / IP berdasarkan IP Address komputer pengirim dan penerima.


Pengalamatan IP address dibagi menjadi 2 yaitu statis dan dinamis. Pengalamatan IP address secara statis adalah konfigurasi alamat IP secara manual. Sementara pengalamatan IP address secara dinamis adalah konfigurasi alamat ip komputer melalui komputer server yang terhubung dalam jaringan komputer.

DHCP (Dinamic Host Configuration Protocol)

DHCP merupakan protokol yang digunakan untuk pengalokasian alamat IP (IP address) dalam sebuah jaringan komputer oleh komputer server. Tujuan penggunaan protokol DHCP ini adalah untuk mempermudah konfigurasi alamat IP (IP address) pada setiap komputer yang terhubung dalam satu jaringan yang besar. Jika kita mempunyai komputer sebanyak 200 unit kemudian ingin dihubungkan antara yang satu dengan yang lainya. Tentu saja hal ini dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan konfigurasi otomatis (DHCP) dari pada konfigurasi secara manual (statis).
Sebenarnya bukan hanya sekedar alamat IP (IP address) yang diberikan oleh DHCP komputer server terhadap komputer server yang merequest konfigurasi alamat IP(IP address). Namun juga meliputi default gateway, dan DNS server. DHCP juga erupakan standart dari Internet Enginering Task Force (IETF), dikembangkan sejak tahun 1993 dari BOOTP (Bootstrap Protocol.
1.    RFC 2131 : Dynamic Host Configuration Protocol
2.    RFC 2132 : DHCP Options and BOOTP Vendor extentions

Mengapa Menggunakan DHCP Server

          Jaringan semakin besar dan semakin kompleks sehingga dibutuhkan konfigurasi secara dinamis untuk membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien. Misalkan saja kita mempunyai 100 komputer yang ingin dihubungkan antara yang satu dengan yang lain, kalau menggunakan cara manual hal ini tentu akan menguras waktu dan dirasa tidak praktis.
          Pengendalian komputer dari sisi komputer client meliputi :
1.    IP dan Default Router / Gateway
2.    Name Server
3.    File Server
4.    Dll (Default IP TTL, Broadcast Address, Static Route, Ethernet Encapsulation, X Window Manager, X Window Font, DHCP Msg Type, DHCP Renew All Time, DHCP Rebinding, Time SMTP-Server, SMTP Server, Client FQDM, Printer Name, …).
Pengiriman informasi tanpa admin, artinya tidak memerlukan izin akses ke komputer yang dituju, komputer client tidak perlu dikonfigurasi manual. Host – host yang terkonfigurasi secara statis dapat berinteraksi dengan host – host lain yang terkonfigurasi secara dinamis. Sehingga lebih memudahkan dalam proses konfigurasi.

Sejarah DHCP Server

          .Tiga buah protokol yang sering digunakan untuk memberikan alamat IP (IP address) secara dinamis diantaranya :
  1.  RARP (s/d 1985 tidak lama digunakan).
  2.  BOOTP (1985 – 1993) –bootstrap protocol.
  3.  DHCP (1993 – sekarang) inilah penggunaan DHCP sejak pertama kali hingga saat ini.
  4. Dan hanya DHCP yang sekarang banyak digunakan oleh masyarakat global. Karena kemudahan dan data terorganisir dengan baik pada protokol ini.


FORMAT PAKET DHCP

                Ide dasar pemberian alamat IP (IP address) kepada client, tentu saja server harus mengigat alamat IP (IP address) yang telah diberikan tersebut.Yang dikirm bukan sekedar alamat IP namun juga parameter – parameter yang lain seperti default route / Gateway dan DNS Server juga masih banyak yang lainya. Jika komputer awalnya mati kemudian dihidupkan dan komputer tersebut meminta konfigurasi alamat IP (IP address) ke DHCP Server, sebisa mungkin diberikan alamat IP (IP address) yang sama dengan konfigurasi alamat IP (IP address yang sebelumnya).

SISTEM DHCP

  •  Binding / Lease, Kumpulan 1 (Satu) IP dan 1 (Satu) client.
  • Clent menyewa dalam waktu tertentu.
  • Jika waktu penyewaan telah habis maka harus menyewa kembali (REQUEST ke DHCP Server).
  •  Dua Timer :
    •  Renewing (T1)
    •  Rebinding (T2)
  •  T1 ditentukan terlebih dahulu
  •  T1 : ½ T2


DHCP MESSAGE

1.  DHCP DISCOVER
Ini merupakan tipe pertama dari DHCP, yang menentukan client broadcast untuk menemukan server DHCP lokal. Opsi Type Message dikodekan “1”.
 
2.   DHCPOFFER
Server DHCP yang menerima satu client DHCPDISCOVER dan yang dapat melayani permintaan operasi, mengirimkan DHCPOFFER kepada client dengan beberapa parameter. Opsi Type Message dikodekan “2”.
 
3.   DHCPREQUEST
Client menerima satu atau lebih DHCPOFFER dan memutuskan salah satu DHCPOFFER yang diterima. Client kemudian mengirimkan DHCPREQUEST ke server “pemenang” dan setiap server yang lain menerima pesan broadcast ini dan dapat memutuskan dan menerima bahwa mereka “kalah”. Opsi Type Message dikodekan “3”.
 
4.   DHCPACK
Akhirnya server mengirimkan DHCPACK ke client yang melakukan DHCPREQUEST dengan membawa beberapa parameter yang dibawa pada saat pengiriman. Kemudian DHCP Server memberitahukan bahwa DHCPREQUEST dari client telah disetujui dan diterima, lalu mengirimkan beberapa kumpulan informasi yang diperlukan. Bagian ACK dari pesan ini adalah kependekan dari “acknowledge”. Opsi Type Message dikodekan “4”.
 
5.   DHCPNACK
Jika klien meminta (dengan pesan DHCPREQUEST) alamat yang salah, kadaluwarsa, atau yang lainnya yang tidak dapat diterima, maka server mengirim DHCPNAK ke klien untuk memberitahu bahwa ia tidak dapat memperoleh alamat tersebut. ‘NAK” dalam hal ini kependekan dari “negative acknowledge”. Opsi Message Type dikodekan ‘5’.
 
6.   DHCPDECLINE
Jika klien menerima alamat yang diminta, dan secara berturutan menemukan bahwa alamat itu telah digunakan ditempat lain dalam jaringan, ia harus mengirim DHCPDECLINE ke server. Klien mungkin mencoba mengirim suara ke alamat. Jika ada jawaban berarti ada orang yang menggunakan alamat server. Opsi Message Type dikodekan ‘6’.
 
7.   DHCPRELEASE
Jika klien tidak lagi perlu menggunakan alamat yang ditunjuk secara dinamis, ia harus mengirim pesan DHCPRELEASE ke server supaya server mengetahui bahwa alamat tidak lagi digunakan. Tidak semua klien DHCP melakukan hal ini karena merupakan pilihan teknis. Opsi Message Type dikodekan ‘7’.
 
8.   DHCPINFORM
Jika klien telah mempunyai alamat IP, tetapi masih memerlukan beberapa informasi konfigurasi, maka pesan DHCPINFORM akan melayani tugas ini. Opsi Message Type dokodekan ‘8’.


Aturan dan Proses RFC 2131

   Ketika DHCP client masuk/bergabung kedalam suatu jaringan, client tesebut akan melakukan broadcast dengan mengirimkan pesan DHCPDISCOVER ke suatu network.
   Seluruh DHCP server akan merespon DHCPDISCOVER yang dikirimkan DHCP client tersebut dengan DHCPOFFER.
   Ketika client mendapatkan DHCPOFFER, client memiliki dua pilihan keputusan yaitu, mengirimkan DHCPREQUEST untuk menerima konfigurasi dari DHCP server
   Ketika DHCP server menerima DHCPREQUEST, DHCP server dapat mengirimkan DHCPACK dengan membawa parameter-parameter konfigurasi untuk client dan memasukkan informasi itu kedalam dhcp.lease database jika DHCP Server menyetujui DHCPREQUEST dari Client atau DHCP Server mengirimkan DHCPNACK ataui dengan tidak merespon pesan DHCPREQUEST jika DHCP Server tidak menyetujuinya
   Jika DHCP client telah selesai atau meninggalkan jaringan tersebut maka DHCP client mengirimkan pesan DHCPRELEASE sebagai tanda bahwa client telah keluar atau tidak menggunakan network address tersebut. Namun tidak semua sistem operasi yang melakukan ini

Sistem Kerja DHCP



Block Aliran Protocol DHCP



Konfigurasi DHCP server

File konfigurasi utama DHCP server pada etc/dhcp3/dhcpd.conf
subnet 192.168.110.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.110.210 192.168.110.220;
option domain-name-servers 202.188.0.133, 202.188.1.5;
option domain-name “debian.org";
option routers 192.168.110.200;
option broadcast-address 192.168.110.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}

Konfigurasi IP Address Statis

File konfigurasi utama setiing ip address pada file /etc/network/interfaces
allow-hotplug eth0
iface eth0 inet static
                   address 192.168.110.200
                   netmask 255.255.255.0
                   network 192.168.110.0
                   broadcast 192.168.110.255
                   gateway 192.168.110.1
           dns-nameservers 192.168.110.1

Konfigurasi interface sebagai layanan DHCP

File konfigurasi interface yang akan digunakan sebagai DHCP pada file /etc/default/dhcp3-server
   Lakukan setting interface default DHCP pada file /etc/default/dhcp3-server
   # nano /etc/default/dhcp3-server
   INTERFACES= “”

Konfigurasi IP Address Dinamis

File konfigurasi utama setiing ip address pada file /etc/network/interfaces
allow-hotplug eth0
iface eth0 inet dhcp

Konfigurasi IP Address Dinamis
                       
Untuk merestart DHCP Server
/etc/init.d/dhcp3-server restart
Opsi yang lain: start, stop, status
Melakukan cek pada file log, untuk memastikan tidak ada
masalah pada DHCP Server
tail –f /var/log/syslog
Melihat database informasi pemberian Ip Address ke
client
tail –f /var/lib/dhcp3/dhcpd.leases

Contoh isi database pada file dhcpd.leases   


Contoh respon dari komputer client windows setelah mendapatkan Ip Address dari DHCP Server


Contoh konfigurasi statik dari DHCP

host hostname {
hardware ethernet 00:B0:CF:8B:49:37;
fixed-address 192.0.0.19;
}
host Komputer1 {
hardware ethernet 00-90-27-73-BC-1A ;
fixed-address 192.168.1.9;
}
Static address tersebut diberikan kepada host dengan nama Komputer1


Terimakasih telah berkunjung, silakan kalau mau untuk belajar, kalau ingin disebar luaskan mohon cantumkan alamat sumber. Terimakasih

Cari sesuatu?

Teman

 
 
Copyright © 2013 goldenbooks - All Rights Reserved
Golden Books - Powered By Blogger