“DHCP SERVER”
DHCP SERVER KONSEP DAN PENERAPAN
Warjana,
S.Pd diposkan oleh Ikhwan Anshori
PENDAHULUAN
Alamat
IP Adress atau sering disingkat IP adalah angka 32 bit yang menunjukan alamat
dari sebuah komputer pada jaringan berbasis TCP / IP.
Pengiriman
paket data dalam TCP / IP berdasarkan IP Address komputer pengirim dan
penerima.
Pengalamatan
IP address dibagi menjadi 2 yaitu statis dan dinamis. Pengalamatan IP address
secara statis adalah konfigurasi alamat IP secara manual. Sementara
pengalamatan IP address secara dinamis adalah konfigurasi alamat ip komputer
melalui komputer server yang terhubung dalam jaringan komputer.
DHCP
(Dinamic Host Configuration Protocol)
DHCP merupakan protokol yang
digunakan untuk pengalokasian alamat IP (IP address) dalam sebuah jaringan
komputer oleh komputer server. Tujuan penggunaan protokol DHCP ini adalah untuk
mempermudah konfigurasi alamat IP (IP address) pada setiap komputer yang
terhubung dalam satu jaringan yang besar. Jika kita mempunyai komputer sebanyak
200 unit kemudian ingin dihubungkan antara yang satu dengan yang lainya. Tentu
saja hal ini dapat dilakukan dengan lebih mudah menggunakan konfigurasi
otomatis (DHCP) dari pada konfigurasi secara manual (statis).
Sebenarnya bukan hanya sekedar alamat
IP (IP address) yang diberikan oleh DHCP komputer server terhadap komputer
server yang merequest konfigurasi alamat IP(IP address). Namun juga meliputi
default gateway, dan DNS server. DHCP juga erupakan standart dari Internet
Enginering Task Force (IETF), dikembangkan sejak tahun 1993 dari BOOTP
(Bootstrap Protocol.
1. RFC 2131 : Dynamic Host Configuration
Protocol
2. RFC 2132 : DHCP Options and BOOTP
Vendor extentions
Mengapa Menggunakan DHCP Server
Jaringan semakin besar dan semakin
kompleks sehingga dibutuhkan konfigurasi secara dinamis untuk membuat pekerjaan
lebih mudah dan efisien. Misalkan saja kita mempunyai 100 komputer yang ingin
dihubungkan antara yang satu dengan yang lain, kalau menggunakan cara manual
hal ini tentu akan menguras waktu dan dirasa tidak praktis.
Pengendalian komputer dari sisi
komputer client meliputi :
1. IP dan Default Router / Gateway
2. Name Server
3. File Server
4. Dll (Default IP TTL, Broadcast
Address, Static Route, Ethernet Encapsulation, X Window Manager, X Window Font,
DHCP Msg Type, DHCP Renew All Time, DHCP Rebinding, Time SMTP-Server, SMTP
Server, Client FQDM, Printer Name, …).
Pengiriman
informasi tanpa admin, artinya tidak memerlukan izin akses ke komputer yang
dituju, komputer client tidak perlu dikonfigurasi manual. Host – host yang
terkonfigurasi secara statis dapat berinteraksi dengan host – host lain yang
terkonfigurasi secara dinamis. Sehingga lebih memudahkan dalam proses
konfigurasi.
Sejarah DHCP Server
.Tiga buah protokol yang sering
digunakan untuk memberikan alamat IP (IP address) secara dinamis diantaranya :
- RARP (s/d 1985 tidak lama digunakan).
- BOOTP (1985 – 1993) –bootstrap protocol.
- DHCP (1993 – sekarang) inilah penggunaan DHCP sejak pertama kali hingga saat ini.
- Dan hanya DHCP yang sekarang banyak digunakan oleh masyarakat global. Karena kemudahan dan data terorganisir dengan baik pada protokol ini.
FORMAT PAKET DHCP
Ide dasar pemberian alamat IP (IP
address) kepada client, tentu saja server harus mengigat alamat IP (IP address)
yang telah diberikan tersebut.Yang dikirm bukan sekedar alamat IP namun juga
parameter – parameter yang lain seperti default route / Gateway dan DNS Server
juga masih banyak yang lainya. Jika komputer awalnya mati kemudian dihidupkan
dan komputer tersebut meminta konfigurasi alamat IP (IP address) ke DHCP
Server, sebisa mungkin diberikan alamat IP (IP address) yang sama dengan
konfigurasi alamat IP (IP address yang sebelumnya).
SISTEM DHCP
- Binding / Lease, Kumpulan 1 (Satu) IP dan 1 (Satu) client.
- Clent menyewa dalam waktu tertentu.
- Jika waktu penyewaan telah habis maka harus menyewa kembali (REQUEST ke DHCP Server).
- Dua Timer :
- Renewing (T1)
- Rebinding (T2)
- T1 ditentukan terlebih dahulu
- T1 : ½ T2
DHCP MESSAGE
Ini merupakan tipe pertama dari DHCP, yang menentukan client broadcast untuk menemukan server DHCP lokal. Opsi Type Message dikodekan “1”.
2. DHCPOFFER
Server DHCP yang menerima satu client DHCPDISCOVER dan yang dapat melayani permintaan operasi, mengirimkan DHCPOFFER kepada client dengan beberapa parameter. Opsi Type Message dikodekan “2”.
3. DHCPREQUEST
Client menerima satu atau lebih DHCPOFFER dan memutuskan salah satu DHCPOFFER yang diterima. Client kemudian mengirimkan DHCPREQUEST ke server “pemenang” dan setiap server yang lain menerima pesan broadcast ini dan dapat memutuskan dan menerima bahwa mereka “kalah”. Opsi Type Message dikodekan “3”.
4. DHCPACK
Akhirnya server mengirimkan DHCPACK ke client yang melakukan DHCPREQUEST dengan membawa beberapa parameter yang dibawa pada saat pengiriman. Kemudian DHCP Server memberitahukan bahwa DHCPREQUEST dari client telah disetujui dan diterima, lalu mengirimkan beberapa kumpulan informasi yang diperlukan. Bagian ACK dari pesan ini adalah kependekan dari “acknowledge”. Opsi Type Message dikodekan “4”.
5. DHCPNACK
Jika klien meminta (dengan pesan DHCPREQUEST) alamat yang salah, kadaluwarsa, atau yang lainnya yang tidak dapat diterima, maka server mengirim DHCPNAK ke klien untuk memberitahu bahwa ia tidak dapat memperoleh alamat tersebut. ‘NAK” dalam hal ini kependekan dari “negative acknowledge”. Opsi Message Type dikodekan ‘5’.
6. DHCPDECLINE
Jika klien menerima alamat yang diminta, dan secara berturutan menemukan bahwa alamat itu telah digunakan ditempat lain dalam jaringan, ia harus mengirim DHCPDECLINE ke server. Klien mungkin mencoba mengirim suara ke alamat. Jika ada jawaban berarti ada orang yang menggunakan alamat server. Opsi Message Type dikodekan ‘6’.
7. DHCPRELEASE
Jika klien tidak lagi perlu menggunakan alamat yang ditunjuk secara dinamis, ia harus mengirim pesan DHCPRELEASE ke server supaya server mengetahui bahwa alamat tidak lagi digunakan. Tidak semua klien DHCP melakukan hal ini karena merupakan pilihan teknis. Opsi Message Type dikodekan ‘7’.
8. DHCPINFORM
Jika klien telah mempunyai alamat IP, tetapi masih memerlukan beberapa informasi konfigurasi, maka pesan DHCPINFORM akan melayani tugas ini. Opsi Message Type dokodekan ‘8’.
Aturan dan Proses RFC 2131
► Ketika
DHCP client masuk/bergabung kedalam suatu jaringan, client tesebut akan
melakukan broadcast dengan mengirimkan pesan DHCPDISCOVER ke suatu network.
► Seluruh
DHCP server akan merespon DHCPDISCOVER yang dikirimkan DHCP client tersebut
dengan DHCPOFFER.
► Ketika
client mendapatkan DHCPOFFER, client memiliki dua pilihan keputusan yaitu,
mengirimkan DHCPREQUEST untuk menerima konfigurasi dari DHCP server
► Ketika
DHCP server menerima DHCPREQUEST, DHCP server dapat mengirimkan DHCPACK dengan
membawa parameter-parameter konfigurasi untuk client dan memasukkan informasi
itu kedalam dhcp.lease database jika DHCP Server menyetujui DHCPREQUEST
dari Client atau DHCP Server mengirimkan DHCPNACK ataui dengan tidak merespon
pesan DHCPREQUEST jika DHCP Server tidak menyetujuinya
► Jika
DHCP client telah selesai atau meninggalkan jaringan tersebut maka DHCP client
mengirimkan pesan DHCPRELEASE sebagai tanda bahwa client telah keluar atau
tidak menggunakan network address tersebut. Namun tidak semua sistem operasi
yang melakukan ini
Sistem Kerja DHCP
Block Aliran Protocol DHCP
Konfigurasi DHCP server
File konfigurasi utama DHCP server pada
etc/dhcp3/dhcpd.conf
subnet 192.168.110.0 netmask
255.255.255.0 {
range 192.168.110.210 192.168.110.220;
option domain-name-servers 202.188.0.133, 202.188.1.5;
option domain-name “debian.org";
option routers 192.168.110.200;
option broadcast-address 192.168.110.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
range 192.168.110.210 192.168.110.220;
option domain-name-servers 202.188.0.133, 202.188.1.5;
option domain-name “debian.org";
option routers 192.168.110.200;
option broadcast-address 192.168.110.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
Konfigurasi IP Address Statis
File konfigurasi utama setiing ip
address pada file /etc/network/interfaces
allow-hotplug
eth0
iface eth0 inet
static
address 192.168.110.200
netmask 255.255.255.0
network 192.168.110.0
broadcast 192.168.110.255
gateway 192.168.110.1
dns-nameservers
192.168.110.1
Konfigurasi interface sebagai
layanan DHCP
File konfigurasi interface
yang akan digunakan sebagai DHCP pada file /etc/default/dhcp3-server
► Lakukan
setting interface default DHCP pada file /etc/default/dhcp3-server
► # nano
/etc/default/dhcp3-server
► INTERFACES= “”
Konfigurasi IP Address Dinamis
File konfigurasi utama setiing ip
address pada file /etc/network/interfaces
allow-hotplug eth0
iface eth0 inet dhcp
Konfigurasi IP Address Dinamis
Untuk
merestart DHCP Server
/etc/init.d/dhcp3-server restart
Opsi yang
lain: start, stop, status
Melakukan
cek pada file log, untuk memastikan tidak ada
masalah pada
DHCP Server
tail –f /var/log/syslog
Melihat
database informasi pemberian Ip Address ke
client
tail –f /var/lib/dhcp3/dhcpd.leases
Contoh isi database pada file
dhcpd.leases
Contoh respon
dari komputer client windows setelah mendapatkan Ip Address dari DHCP Server
Contoh konfigurasi statik dari DHCP
host hostname {
hardware ethernet 00:B0:CF:8B:49:37;
fixed-address 192.0.0.19;
}
hardware ethernet 00:B0:CF:8B:49:37;
fixed-address 192.0.0.19;
}
host Komputer1 {
hardware ethernet 00-90-27-73-BC-1A ;
fixed-address 192.168.1.9;
}
Static address tersebut diberikan kepada host dengan nama Komputer1
Terimakasih telah berkunjung, silakan kalau mau untuk belajar, kalau ingin disebar luaskan mohon cantumkan alamat sumber. Terimakasih